
biztelegraph.com, 10 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88
Pendahuluan 
Portugal, sebagai salah satu pelopor kekuatan kolonial Eropa, memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan teknologi militer global, terutama melalui inovasi maritim dan persenjataan yang mendukung ekspansi imperiumnya selama abad ke-15 hingga ke-19. Imperium Portugal, yang berdiri dari penguasaan Ceuta pada 1415 hingga penyerahan Makau pada 1999, merupakan salah satu kekaisaran kolonial terlama dalam sejarah. Keberhasilan Portugal dalam membangun jaringan perdagangan global dan mendirikan koloni di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan tidak lepas dari kemajuan teknologi militer, khususnya dalam navigasi, pembuatan kapal, dan persenjataan berbasis mesiu. Pada era modern, meskipun Portugal tidak lagi menjadi kekuatan militer global, negara ini terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi militer kontemporer, termasuk integrasi kecerdasan buatan (AI), drone, dan sistem pertahanan siber, untuk memperkuat posisinya dalam NATO dan menjaga keamanan nasional.
Artikel ini menyajikan analisis mendalam tentang perkembangan teknologi militer Portugal dari masa awal penjelajahan hingga era modern. Dengan pendekatan historis dan teknologi, artikel ini menguraikan inovasi utama yang mendorong keberhasilan militer Portugal, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangannya, serta tantangan dan peluang yang dihadapi di era kontemporer. Artikel ini juga mengeksplorasi dampak teknologi militer terhadap geopolitik, ekonomi, dan masyarakat Portugal, memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana sebuah negara kecil di Eropa barat mampu meninggalkan jejak signifikan dalam sejarah militer global.
Konteks Historis: Imperium Portugal dan Kebutuhan Teknologi Militer 
Portugal memulai ekspansi militernya pada awal abad ke-15, didorong oleh kombinasi motif agama (melanjutkan Perang Salib melawan Islam), ekonomi (mencari akses langsung ke perdagangan rempah-rempah), dan ambisi geopolitik (memperluas pengaruh di luar Semenanjung Iberia). Berbeda dengan kekuatan Eropa lain yang terlibat dalam konflik internal, Portugal pada masa itu relatif bebas dari ancaman eksistensial, memungkinkan fokusnya tertuju pada ekspedisi luar negeri. Penaklukan Ceuta pada 1415 menjadi titik awal ekspansi Portugal, menandai langkah pertama dalam pengembangan teknologi militer yang mendukung ambisi kolonialnya.
Pada abad ke-15, Portugal menghadapi tantangan teknologi dan logistik untuk menjelajahi wilayah yang belum dikenal, seperti pantai Afrika dan Samudra Hindia. Untuk mengatasi tantangan ini, Portugal mengembangkan inovasi dalam navigasi, pembuatan kapal, dan persenjataan, yang menjadi tulang punggung keberhasilan imperiumnya. Pada periode modern, setelah kehilangan sebagian besar koloninya pada abad ke-20, Portugal beralih fokus pada modernisasi militer untuk mendukung peran regionalnya dalam NATO dan menjaga stabilitas nasional di tengah ancaman global seperti perang siber dan konflik asimetris.
Perkembangan Teknologi Militer Portugal: Fase Historis
Perkembangan teknologi militer Portugal dapat dibagi menjadi beberapa fase, masing-masing ditandai oleh inovasi spesifik yang mencerminkan kebutuhan strategis pada masanya.
1. Abad ke-15 hingga ke-16: Era Penjelajahan dan Inovasi Maritim 
Konteks: Pada abad ke-15, Portugal memulai penjelajahan pantai Afrika di bawah pimpinan Pangeran Henrique Sang Navigator. Tujuannya adalah menemukan jalur laut ke Asia untuk mengakses perdagangan rempah-rempah tanpa melalui perantara Timur Tengah. Untuk mencapai tujuan ini, Portugal mengembangkan teknologi militer yang berfokus pada navigasi, pembuatan kapal, dan persenjataan maritim.
Inovasi Utama:
-
Karavel: Salah satu inovasi paling signifikan adalah pengembangan karavel, kapal layar kecil yang ringan, cepat, dan mudah bermanuver. Karavel menggunakan kombinasi layar segitiga (lateen) dan layar persegi, memungkinkan navigasi melawan angin dan eksplorasi di perairan yang sulit. Kapal ini menjadi kunci keberhasilan pelaut seperti Bartolomeu Dias, yang mengelilingi Tanjung Harapan pada 1488, dan Vasco da Gama, yang mencapai India pada 1498. Karavel juga dilengkapi dengan meriam kecil, memberikan keunggulan militer dalam pertempuran laut.
-
Navigasi dan Kartografi: Portugal memimpin dalam pengembangan alat navigasi seperti astrolabe dan kuadran, serta tabel astronomi untuk menentukan posisi di laut. Sekolah Sagres, yang didirikan oleh Pangeran Henrique, menjadi pusat penelitian navigasi dan kartografi. Peta-peta yang dihasilkan, seperti portolan charts, memungkinkan pelaut Portugal menavigasi dengan presisi tinggi, mendukung ekspedisi militer dan perdagangan.
-
Persenjataan Mesiu: Portugal adalah salah satu negara Eropa awal yang mengadopsi teknologi mesiu dari Tiongkok melalui perdagangan dengan dunia Islam. Meriam perunggu dan besi dipasang di kapal-kapal seperti karavel dan nau (kapal kargo besar), memberikan keunggulan dalam pertempuran laut melawan armada lokal di Afrika dan Asia. Senjata api ringan, seperti arquebus, juga mulai digunakan oleh pasukan darat Portugal dalam penaklukan wilayah seperti Ceuta.
Dampak: Inovasi ini memungkinkan Portugal membangun jaringan perdagangan global yang menghubungkan Lisboa dengan Nagasaki pada 1571. Kapal-kapal bersenjata Portugal mendirikan benteng dan pos perdagangan di Malaka, Goa, dan Makau, mengamankan rute rempah-rempah dan menghasilkan kekayaan besar. Keunggulan teknologi militer Portugal juga terlihat dalam pertempuran laut, seperti kemenangan Afonso de Albuquerque di Malaka pada 1511, yang menunjukkan superioritas meriam kapal Portugal atas armada lokal.
Contoh Kasus: Penemuan Brasil oleh Pedro Álvares Cabral pada 1500, meskipun sebagian dianggap kebetulan, menunjukkan kemampuan navigasi Portugal yang canggih. Kapal-kapal Cabral, yang dilengkapi teknologi maritim terbaru, mampu menavigasi Samudra Atlantik dan mendirikan koloni yang menjadi salah satu aset terbesar imperium Portugal.
2. Abad ke-17 hingga ke-18: Persaingan Kolonial dan Modernisasi Persenjataan 
Konteks: Pada abad ke-17, Portugal menghadapi persaingan ketat dari Belanda, Inggris, dan Spanyol, yang mulai mengancam dominasi Portugal di Asia dan Amerika. Kekalahan Portugal di tangan Belanda di Malaka (1641) dan Ceylon (1658) mencerminkan kelemahan militer akibat keterbatasan sumber daya dan inovasi yang stagnan. Untuk mempertahankan imperiumnya, Portugal mulai memodernisasi angkatan bersenjatanya.
Inovasi Utama:
-
Nau dan Galleon: Portugal mengembangkan kapal-kapal besar seperti nau dan galleon, yang mampu membawa lebih banyak meriam dan kargo. Kapal-kapal ini dirancang untuk menghadapi armada musuh dalam pertempuran laut skala besar, seperti dalam konflik dengan Belanda di Samudra Hindia.
-
Fortifikasi: Portugal membangun benteng-benteng canggih di koloni-koloninya, seperti Fortaleza de Jesus di Mombasa dan Benteng São Sebastião di Mozambik. Benteng-benteng ini menggunakan desain geometris Eropa yang tahan terhadap serangan meriam, mencerminkan kemajuan dalam teknik militer.
-
Infanteri dan Artileri: Portugal mulai mengadopsi formasi infanteri Eropa modern, seperti tercio Spanyol, yang menggabungkan tombak, arquebus, dan pedang. Artileri darat juga ditingkatkan dengan meriam yang lebih akurat dan mobile, digunakan dalam perang melawan pemberontakan lokal di Angola dan Brasil.
Dampak: Meskipun menghadapi kemunduran, modernisasi ini memungkinkan Portugal mempertahankan koloni-koloni penting seperti Brasil dan Angola. Perang Restorasi Portugal (1640–1668) melawan Spanyol, yang dipicu oleh berakhirnya uni personal dengan Spanyol, menunjukkan kemampuan Portugal untuk memobilisasi teknologi militer dalam mempertahankan kedaulatan nasional. Kemenangan di Pertempuran Montes Claros (1665) didukung oleh penggunaan artileri dan infanteri yang terorganisir.
Contoh Kasus: Penemuan emas di Mato Grosso dan Goiás pada abad ke-18 mendorong Portugal untuk memperkuat pertahanan di Brasil bagian barat. Benteng-benteng baru dibangun untuk menghadapi ancaman Spanyol, didukung oleh kapal-kapal bersenjata yang berpatroli di Sungai Amazon. Inovasi ini membantu Portugal mengamankan perbatasan kolonialnya.
3. Abad ke-19: Krisis Imperium dan Keterbatasan Teknologi 
Konteks: Abad ke-19 merupakan masa sulit bagi Portugal, dengan kehilangan Brasil pada 1822 dan tekanan ekonomi akibat Gempa Lisboa 1755 yang menghancurkan ibu kota. Portugal juga menghadapi ancaman internal dari perang saudara liberal (1828–1834) dan eksternal dari kekuatan Eropa lain yang mengincar koloni Afrika Portugal.
Inovasi Utama:
-
Kapal Uap: Portugal mulai mengadopsi kapal uap untuk angkatan lautnya, meskipun dengan keterlambatan dibandingkan Inggris dan Prancis. Kapal-kapal ini digunakan untuk mempertahankan koloni di Angola dan Mozambik, tetapi armada Portugal tetap kecil karena keterbatasan anggaran.
-
Senjata Modern: Portugal mengimpor senapan modern, seperti senapan Minié, dan meriam berlaras rifled dari Eropa untuk memperkuat pasukan kolonialnya. Namun, kurangnya industri dalam negeri membatasi kemampuan Portugal untuk memproduksi senjata sendiri.
-
Telegraf Militer: Portugal mulai menggunakan telegraf untuk komunikasi militer di koloni-koloninya, meningkatkan koordinasi antara Lisboa dan pos-pos kolonial.
Dampak: Keterbatasan teknologi dan ekonomi membuat Portugal kesulitan bersaing dengan kekuatan Eropa lain dalam “Scramble for Africa.” Meskipun Portugal mempertahankan Angola, Mozambik, dan Guinea-Bissau, wilayah-wilayah ini sering kali tidak menguntungkan dan sulit dipertahankan. Ketergantungan pada impor senjata juga melemahkan kemandirian militer Portugal.
Contoh Kasus: Pada Konferensi Berlin 1884–1885, Portugal berhasil mempertahankan klaimnya atas Angola dan Mozambik, tetapi ini lebih karena diplomasi daripada kekuatan militer. Kurangnya teknologi militer modern membuat Portugal rentan terhadap pemberontakan lokal, seperti di Angola pada 1830-an.
4. Abad ke-20: Perang Kolonial dan Transisi ke Era Modern 
Konteks: Pada abad ke-20, Portugal menghadapi Perang Kolonial (1961–1974) di Angola, Mozambik, dan Guinea-Bissau, saat gerakan kemerdekaan yang didukung Uni Soviet menantang kekuasaan kolonial. Rezim Estado Novo di bawah António de Oliveira Salazar berusaha mempertahankan imperium dengan kekuatan militer, tetapi perang ini memperlihatkan keterbatasan teknologi Portugal. Setelah Revolusi Anyelir 1974, Portugal beralih fokus pada modernisasi militer dalam konteks NATO.
Inovasi Utama:
-
Senjata Ringan dan Kendaraan: Selama Perang Kolonial, Portugal menggunakan senapan seperti Beretta AR70/90 dan kendaraan lapis baja ringan, seperti Chaimite, yang diproduksi di dalam negeri. Namun, pasukan Portugal sering kali kalah canggih dibandingkan gerilyawan yang didukung senjata Soviet.
-
Penerbangan Militer: Portugal mengoperasikan pesawat ringan, seperti Fiat G.91, untuk misi serangan darat di Afrika, tetapi kurangnya pesawat modern membatasi efektivitasnya.
-
Modernisasi Pasca-1974: Setelah bergabung dengan NATO pada 1949, Portugal mulai mengadopsi teknologi militer Barat, seperti tank M48 Patton dan kapal fregat kelas Vasco da Gama, yang dibeli dari Jerman pada 1990-an. Portugal juga mulai berinvestasi dalam pelatihan dan logistik modern.
Dampak: Perang Kolonial menguras sumber daya Portugal dan mempercepat akhir imperiumnya, dengan Angola, Mozambik, dan Guinea-Bissau merdeka pada 1975. Modernisasi pasca-1974 memungkinkan Portugal memenuhi komitmen NATO, termasuk partisipasi dalam misi penjaga perdamaian di Bosnia dan Afghanistan. Namun, anggaran militer yang terbatas tetap menjadi kendala.
Contoh Kasus: Pada 1966, penemuan minyak di lepas pantai Cabinda memungkinkan Portugal mendanai Perang Kolonial, tetapi kurangnya teknologi canggih membuat pasukan Portugal kesulitan melawan gerilyawan. Setelah 1974, pembelian fregat kelas Vasco da Gama menandai langkah Portugal menuju angkatan laut modern yang mampu mendukung operasi NATO.
5. Abad ke-21: Teknologi Militer Kontemporer dan Integrasi NATO
Konteks: Di era modern, Portugal fokus pada modernisasi militer untuk mendukung peran dalam NATO, menjaga keamanan maritim di Atlantik, dan menghadapi ancaman baru seperti perang siber dan terorisme. Sebagai negara dengan ekonomi menengah, Portugal mengandalkan kerja sama internasional dan teknologi impor untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.
Inovasi Utama:
-
Drone dan AI: Portugal mulai mengintegrasikan drone untuk patroli maritim dan pengawasan perbatasan, seperti drone Tekever AR5 yang digunakan oleh Angkatan Laut Portugal. Kecerdasan buatan digunakan untuk analisis data intelijen, meningkatkan kemampuan deteksi ancaman.
-
Kapal dan Pesawat Modern: Angkatan Laut Portugal mengoperasikan fregat kelas Bartolomeu Dias (diperoleh dari Belanda) dan kapal selam kelas Tridente, yang dilengkapi sonar dan torpedo canggih. Angkatan Udara Portugal menggunakan jet tempur F-16 Fighting Falcon, yang dimodernisasi untuk mendukung misi NATO.
-
Perang Siber: Portugal telah membentuk unit siber dalam Angkatan Bersenjata untuk melindungi infrastruktur kritis dari serangan siber. Pusat Keunggulan Siber NATO di Tallinn, Estonia, sering melibatkan personel Portugal dalam pelatihan dan penelitian.
-
Senjata Energi Terarah: Meskipun masih dalam tahap awal, Portugal menunjukkan minat pada senjata energi terarah, seperti senjata gelombang mikro berdaya tinggi, melalui kerja sama dengan mitra NATO.
Dampak: Modernisasi ini memungkinkan Portugal berkontribusi pada misi NATO, seperti patroli maritim di Mediterania dan operasi anti-pembajakan di Teluk Aden. Namun, tantangan seperti biaya tinggi dan ketergantungan pada teknologi impor tetap ada. Integrasi teknologi modern juga meningkatkan efisiensi operasional, seperti penggunaan drone untuk memantau Zona Ekonomi Eksklusif Portugal di Atlantik.
Contoh Kasus: Pada 2020, Angkatan Laut Portugal menggunakan drone Tekever AR5 untuk memantau aktivitas ilegal di perairan Azores, menunjukkan kemampuan teknologi modern dalam menjaga keamanan maritim. Partisipasi Portugal dalam latihan NATO seperti Trident Juncture 2018 juga menunjukkan kemampuan angkatan bersenjatanya untuk beroperasi dengan teknologi canggih bersama sekutu.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Teknologi Militer Portugal
Beberapa faktor utama yang memengaruhi perkembangan teknologi militer Portugal meliputi:
-
Kebutuhan Geopolitik: Pada abad ke-15, Portugal membutuhkan teknologi untuk menjelajahi dan mengamankan rute perdagangan. Di era modern, ancaman siber dan kebutuhan untuk memenuhi komitmen NATO mendorong adopsi teknologi canggih.
-
Keterbatasan Ekonomi: Sebagai negara kecil, Portugal sering menghadapi keterbatasan anggaran, terutama pada abad ke-19 dan ke-20, yang membatasi kemampuan untuk mengembangkan teknologi dalam negeri.
-
Kerja Sama Internasional: Pada masa awal, Portugal belajar dari teknologi Islam dan Tiongkok (misalnya, mesiu). Di era modern, kerja sama dengan NATO dan negara seperti Jerman dan Belanda memungkinkan akses ke teknologi canggih.
-
Inovasi Lokal: Sekolah Sagres pada abad ke-15 dan perusahaan modern seperti Tekever menunjukkan kemampuan Portugal untuk menghasilkan inovasi, meskipun dalam skala terbatas.
-
Ancaman Eksternal: Persaingan dengan Belanda dan Spanyol pada abad ke-17, serta ancaman siber saat ini, mendorong Portugal untuk terus memperbarui teknologinya.
Dampak Teknologi Militer Portugal
Perkembangan teknologi militer Portugal memiliki dampak signifikan dalam berbagai aspek:
-
Ekonomi: Pada abad ke-15 hingga ke-17, teknologi maritim mendukung perdagangan rempah-rempah, menghasilkan kekayaan besar bagi Portugal. Di era modern, investasi dalam teknologi militer menciptakan lapangan kerja di industri pertahanan, seperti pembuatan drone oleh Tekever.
-
Geopolitik: Keunggulan teknologi pada masa penjelajahan menjadikan Portugal kekuatan global. Saat ini, teknologi militer modern memperkuat posisi Portugal dalam NATO dan hubungan bilateral dengan negara-negara Eropa.
-
Sosial: Teknologi militer memengaruhi masyarakat Portugal, dari kebanggaan nasional atas penjelajahan Vasco da Gama hingga kekhawatiran etis tentang penggunaan AI dan senjata otonom di era modern.
-
Lingkungan: Produksi senjata dan kapal pada masa kolonial menyebabkan eksploitasi sumber daya, seperti kayu untuk pembuatan kapal. Di era modern, Portugal berupaya mengadopsi teknologi militer yang lebih berkelanjutan, seperti elektrifikasi kendaraan militer.
Tantangan dan Peluang di Era Modern
Tantangan:
-
Biaya Tinggi: Pengembangan teknologi seperti AI dan senjata energi terarah membutuhkan investasi besar, yang sulit dipenuhi dengan anggaran militer Portugal yang terbatas.
-
Ketergantungan pada Impor: Portugal masih mengandalkan teknologi dari negara seperti Jerman dan Amerika Serikat, yang dapat membatasi kemandirian strategis.
-
Ancaman Siber: Meningkatnya serangan siber terhadap infrastruktur militer menuntut investasi dalam keamanan siber yang mahal.
-
Masalah Etis: Penggunaan AI dan senjata otonom menimbulkan pertanyaan etis tentang tanggung jawab dan dampak terhadap korban sipil, yang memerlukan regulasi ketat.
Peluang:
-
Kerja Sama NATO: Keanggotaan Portugal di NATO memberikan akses ke teknologi canggih dan pelatihan bersama, seperti latihan siber di Tallinn.
-
Industri Dalam Negeri: Perusahaan seperti Tekever menunjukkan potensi Portugal untuk mengembangkan teknologi militer lokal, terutama dalam drone dan AI.
-
Fokus pada Keberlanjutan: Portugal dapat memanfaatkan tren global menuju teknologi militer yang ramah lingkungan, seperti kendaraan bertenaga hidrogen.
-
Peran Regional: Sebagai negara dengan wilayah maritim luas, Portugal dapat memimpin dalam pengembangan teknologi patroli maritim dan keamanan laut.
Perspektif Teknologi dan Strategis
Dari perspektif teknologi, perkembangan militer Portugal mencerminkan adaptasi terhadap kebutuhan zaman, dari karavel yang revolusioner pada abad ke-15 hingga drone modern pada abad ke-21. Pendekatan ini sejalan dengan konsep Revolutions in Military Affairs (RMA), yang menekankan perubahan paradigma militer akibat kemajuan teknologi. Pada abad ke-15, Portugal memimpin RMA maritim dengan karavel dan navigasi canggih; saat ini, Portugal berpartisipasi dalam RMA berbasis AI dan siber melalui kerja sama NATO.
Secara strategis, Portugal telah menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya terbatas dengan efektif. Pada masa penjelajahan, Portugal menggunakan teknologi untuk mengimbangi kekurangan tenaga manusia dibandingkan Spanyol atau Inggris. Di era modern, Portugal mengandalkan aliansi dan teknologi impor untuk tetap relevan dalam lanskap keamanan global. Namun, untuk masa depan, Portugal perlu meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) lokal untuk mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi militer Portugal mencerminkan perjalanan panjang dari sebuah kerajaan kecil yang menjadi pelopor penjelajahan global hingga negara modern yang berperan dalam aliansi keamanan internasional. Pada abad ke-15 hingga ke-16, inovasi seperti karavel, navigasi canggih, dan persenjataan mesiu memungkinkan Portugal membangun imperium global yang menghubungkan Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika. Meskipun menghadapi kemunduran pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Portugal terus beradaptasi dengan mengadopsi teknologi modern seperti drone, AI, dan kapal perang canggih di era kontemporer.
Keberhasilan Portugal dalam sejarah militer tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada visi strategis, kerja sama internasional, dan kemampuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya. Di masa depan, Portugal memiliki peluang untuk memperkuat posisinya melalui investasi dalam teknologi lokal, keberlanjutan, dan keamanan siber, sambil tetap memanfaatkan aliansi NATO. Dengan mempelajari sejarah perkembangan teknologi militernya, Portugal dapat terus membangun angkatan bersenjata yang adaptif dan relevan, menjaga kedaulatan nasional dan berkontribusi pada stabilitas global.
Referensi
-
Ingleson, J. (2013). Perkotaan, Masalah Sosial & Perburuhan di Jawa Masa Kolonial. Komunitas Bambu.
-
Soekanto, S. (1982). Sosiologi: Suatu Pengantar. Rajawali Pers.
-
Utomo, I. N. (2016). Pemalang Terlupakan: Diingat, Dikaji, Diteladani. Sibuku.
-
“Indonesia Sejarah Masa Penjajahan Belanda.” Indonesia Investments.
-
“Sejarah Nusantara (1800–1942).” Wikipedia Bahasa Indonesia.
-
“Bandit Sosial Marak Terjadi di Klaten Tahun 1870-1900, Apa Itu?” Solopos.com.
-
Sartre, J.-P. (1943). Being and Nothingness. Philosophical Library.
-
Shannon, C. E. (1950). Programming a Computer for Playing Chess. Philosophical Magazine.
-
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. Harper & Row.
BACA JUGA: Masalah Sosial di Indonesia pada Tahun 1910-an: Analisis Historis dan Dampaknya
BACA JUGA: Perkembangan Teknologi Militer Argentina: Inovasi dan Dampak Global
BACA JUGA: Perjalanan Karir Stray Kids: Dari Konvensi Lokal ke Fenomena Global