Perkembangan Teknologi Militer Pakistan

biztelegraph.com, 17 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Pakistan, sebagai salah satu kekuatan militer utama di Asia Selatan, telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan teknologi militer sejak kemerdekaannya pada tahun 1947. Didorong oleh kebutuhan untuk menjaga keseimbangan strategis dengan India, ancaman geopolitik regional, dan ambisi untuk mencapai kemandirian pertahanan, Pakistan telah mengembangkan berbagai sistem senjata, mulai dari rudal balistik dan jelajah hingga pesawat tempur, drone, dan teknologi nuklir. Dengan dukungan mitra strategis seperti Tiongkok dan kerja sama dengan negara lain seperti Turki, serta upaya domestik melalui institusi seperti Pakistan Aeronautical Complex (PAC) dan Heavy Industries Taxila (HIT), Pakistan telah membangun industri pertahanan yang kuat. Artikel ini mengulas secara mendalam perkembangan teknologi militer Pakistan, tantangan yang dihadapi, pencapaian utama, dan dampaknya terhadap stabilitas regional, dengan mengacu pada sumber-sumber terpercaya untuk memastikan akurasi dan keandalan.

1. Latar Belakang Sejarah

1.1 Awal Kemerdekaan dan Ketergantungan pada Impor

Setelah kemerdekaan pada 1947, Pakistan mewarisi sedikit sekali infrastruktur industri pertahanan dari India Britania. Menurut Wikipedia tentang industri pertahanan Pakistan, fasilitas industri berat pada saat itu terbatas pada Karachi Shipyard and Engineering Works (KSEW), yang lebih berfokus pada konstruksi maritim sipil. Untuk memenuhi kebutuhan militernya, Pakistan sangat bergantung pada impor peralatan dari Inggris dan kemudian Amerika Serikat, terutama melalui keanggotaannya dalam pakta SEATO (Southeast Asia Treaty Organization) dan CENTO (Central Treaty Organization) pada 1950-an hingga 1960-an.

Namun, embargo militer AS setelah Perang India-Pakistan 1965 dan 1971, serta sanksi akibat program nuklir Pakistan pada 1990-an (Pressler Amendment), memaksa negara ini untuk mencari kemandirian pertahanan. Tiongkok muncul sebagai mitra strategis utama, memberikan bantuan teknologi dan modernisasi fasilitas seperti Pakistan Ordnance Factories (POF) di Wah.

1.2 Pembentukan Infrastruktur Pertahanan

Pada 1972, pemerintah Pakistan mendirikan Kementerian Produksi Pertahanan (Ministry of Defence Production, MoDP) untuk mengoordinasikan fasilitas produksi militer yang mulai berkembang. Institusi seperti Heavy Industries Taxila (HIT), Pakistan Aeronautical Complex (PAC) di Kamra, dan KSEW dimiliterisasi untuk mendukung produksi domestik. Selain itu, pembentukan organisasi seperti Defence Science and Technology Organization (DESTO) pada 1963 dan National Defence Complex (NDC) memperkuat penelitian dan pengembangan militer.

2. Perkembangan Teknologi Militer Utama

2.1 Program Rudal dan Senjata Nuklir Perang Nuklir Selangkah Lagi! Pakistan Tembak Rudal-India Lakukan Ini

Program rudal Pakistan, yang dikenal sebagai Hatf, dimulai pada 1986–1987 sebagai respons terhadap program rudal India. Dikelola oleh MoDP dan melibatkan SUPARCO (Space and Upper Atmosphere Research Commission), program ini menghasilkan berbagai rudal balistik dan jelajah:

  • Rudal Balistik: Pakistan mengembangkan rudal jarak pendek seperti Nasr (Hatf-9, jarak 60 km) untuk penggunaan taktis di medan perang, dan rudal jarak menengah seperti Shaheen dan Ababeel. Ababeel, yang diuji pada 2017, memiliki kemampuan MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles), dirancang untuk menembus pertahanan rudal India. Rudal Ghauri (jangkauan 1.500 km) dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.

  • Rudal Jelajah: Rudal jelajah Babur (Hatf-7, jarak 350–700 km) dan Ra’ad (Hatf-8, jarak 350–550 km) memberikan kemampuan serangan presisi. Babur-3, varian berbasis laut, sedang dikembangkan untuk memperkuat kapabilitas maritim.

  • Senjata Nuklir: Program nuklir Pakistan, yang dimulai pada 1970-an setelah kekalahan dalam Perang India-Pakistan 1971 dan uji coba nuklir India pada 1974, mencapai puncaknya dengan uji coba nuklir pada Mei 1998. Menurut Arms Control Association, Pakistan diperkirakan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir pada 2023, dengan doktrin “full spectrum deterrence” untuk menghadapi ancaman India.web:5byggingpada1980-an,teknologi nuklir Pakistan sebagian besar dibantu oleh pencurian teknologi dari perusahaan Eropa URENCO olehi lmuwan Abdul Qadeer Khan,yangjugadiyakinimenerimadesainsenjatanuklirdariTiongkokweb:5

2.2 Pesawat Tempur dan Teknologi Penerbangan Mengintip Kekuatan Udara Asia: 10 Negara dengan Jet Tempur Terbanyak

Pakistan Air Force (PAF) telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan dan modernisasi pesawat tempur, terutama melalui kerja sama dengan Tiongkok:

  • JF-17 Thunder: Dikembangkan bersama oleh PAC dan Chengdu Aircraft Corporation Tiongkok, JF-17 adalah pesawat tempur multi-peran generasi 4.5. Varian JF-17 Block III dilengkapi radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dan rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15E. Hingga 2024, lebih dari 184 unit telah diproduksi, dengan ekspor ke Myanmar dan Nigeria.

  • J-10C: Pakistan mulai menerima jet tempur J-10CE generasi 4.5 dari Tiongkok pada 2022, yang dilengkapi teknologi modern seperti radar AESA dan rudal PL-15. Jet ini menjadi tulang punggung PAF bersama JF-17.

  • PFX dan Kaan: Pakistan mengumumkan program PFX untuk menggantikan JF-17 di masa depan dan bergabung dengan proyek pesawat tempur generasi kelima Turki, Kaan, dengan mengerahkan 200 insinyur.

PAF juga mendirikan National Aerospace Science & Technology Park (NASTP) sebagai pusat inovasi, menampung kantor Bayraktar Turki di Pakistan.

2.3 Drone dan Teknologi Tanpa Awak Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU Halaman all - Kompas.com

Pakistan telah mengembangkan dan mengakuisisi berbagai drone untuk pengintaian dan operasi tempur:

  • Shahpar II dan III: Drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) produksi dalam negeri oleh Global Industrial Defence Solutions (GIDS).

  • Bayraktar TB-2 dan Akinci: Drone Turki ini diakuisisi untuk memperkuat kapabilitas pengintaian dan serangan.

  • CH-4: Drone MALE buatan Tiongkok yang dioperasikan PAF.

  • Swarm Drone Technology: Pakistan telah mulai menerapkan teknologi drone swarm untuk operasi terkoordinasi.

2.4 Sistem Pertahanan Udara Revolusi "drone", dari militer ke sipil - ANTARA News

Pakistan meningkatkan pertahanan udaranya dengan sistem canggih, terutama dari Tiongkok:

  • HQ-9/P: Sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh (jangkauan 125 km) mulai beroperasi pada 2021.

  • LY-80 dan HQ-16: Sistem pertahanan udara jarak menengah untuk melindungi situs strategis.

2.5 Tank dan Kendaraan Lapis Baja Strategi Militer Pakistan Ternyata Lebih Fleksibel dari India, Gunakan Kekuatan Tak Terduga Lewat ISI dan Milisi Non Konvensional - Kliknasional.com

Heavy Industries Taxila (HIT) memainkan peran kunci dalam produksi kendaraan lapis baja:

  • Al-Khalid: Tank tempur utama (MBT) yang dikembangkan bersama Tiongkok, berbasis pada desain Type 90-II. Varian Al-Khalid II memiliki sistem kontrol tembakan yang ditingkatkan.

  • VT-4: Tank modern buatan Tiongkok, dengan 300 unit dipesan pada 2017, beberapa di antaranya diproduksi lokal oleh HIT.

  • Viper IFV: Kendaraan tempur infanteri berbasis M113, dilengkapi turret Turra 30 buatan Slovakia.

2.6 Teknologi Maritim Deretan Sekutu Pakistan yang Saling Bermusuhan | Halaman Lengkap

Karachi Shipyard and Engineering Works (KSEW) telah meningkatkan kapabilitas maritim Pakistan:

  • Agosta 90B: Kapal selam dengan teknologi Air-Independent Propulsion (AIP), dibangun dengan transfer teknologi dari Prancis pada 1990-an.

  • Kapal Azmat-class: Kapal rudal cepat berbasis desain Tiongkok Type 037II.

  • Proyek Kapal Selam Hangor: Pakistan memesan delapan kapal selam dari Tiongkok, dengan empat dibangun di KSEW, untuk meningkatkan kemampuan bawah laut.

2.7 Teknologi Siber dan Antariksa  4 Oktober 1957: Satelit Buatan Pertama yang Berhasil Capai Orbit Bumi 'Sputnik I' Diluncurkan - Akurat

Pakistan telah mendirikan PAF Cyber Command (PAFCC) dan PAF Space Command (PAFSC) pada 2024 untuk memperkuat kapabilitas siber dan antariksa. PAFSC fokus pada pengembangan senjata anti-satelit, sementara Center for Artificial Intelligence and Computing (CENTAIC) meneliti radio kognitif, integrasi sensor, dan otonomi.

SUPARCO, meskipun tertinggal dibandingkan ISRO India, mulai mengembangkan satelit untuk pengintaian militer. Namun, Pakistan masih bergantung pada satelit sewaan dan kerja sama dengan Tiongkok untuk kebutuhan antariksa.

3. Kerja Sama Internasional

3.1 Tiongkok

Tiongkok adalah pemasok senjata asing terbesar Pakistan, menyumbang 81% impor senjata Pakistan dalam lima tahun terakhir (SIPRI, 2020–2024). Kerja sama meliputi pengembangan JF-17, Al-Khalid, dan rudal seperti PL-15. Latihan militer bersama juga meningkatkan interoperabilitas.

3.2 Turki

Pakistan memperdalam hubungan dengan Turki, termasuk akuisisi drone Bayraktar dan partisipasi dalam proyek Kaan.

3.3 Amerika Serikat

Meskipun hubungan menurun setelah sanksi Pressler Amendment, Pakistan masih mengoperasikan F-16 dan menerima status sekutu utama non-NATO pada 2004. Namun, F-16 PAF tertinggal dalam konfigurasi awal 2000-an.

3.4 Negara Lain

Pakistan menjalin kerja sama dengan Korea Utara untuk teknologi rudal balistik pada 1990-an dan dengan Ukraina untuk tank T-80UD, meskipun hubungan dengan Ukraina menurun akibat masalah pasokan.

4. Tantangan dalam Pengembangan Teknologi Militer

4.1 Keterbatasan Keuangan

Meskipun Pakistan mengalokasikan 2,7% PDB untuk militer pada 2024 (US$10,2 miliar), krisis ekonomi dan utang mempersulit pendanaan proyek ambisius seperti PFX.

4.2 Ketergantungan pada Teknologi Asing

Meskipun ada kemajuan dalam produksi domestik, Pakistan masih mengimpor komponen kunci, seperti mesin jet dan radar, dari Tiongkok dan negara lain.

4.3 Persaingan dengan India

India, dengan anggaran militer US$86 miliar dan kemajuan dalam drone dan satelit, menimbulkan tantangan strategis. Kapabilitas pengintaian India, seperti satelit Cartosat-2B, mengancam aset nuklir Pakistan.

4.4 Sanksi dan Pembatasan Teknologi

Sanksi AS, seperti yang diumumkan pada Desember 2024 terhadap NDC untuk pengembangan rudal jarak jauh, menghambat akses ke teknologi canggih.

5. Dampak terhadap Stabilitas Regional

5.1 Perlombaan Senjata dengan India

Perkembangan teknologi militer Pakistan, terutama rudal Ababeel dan drone, memicu perlombaan senjata dengan India, meningkatkan risiko eskalasi. Insiden seperti konflik udara pada April 2025, di mana Pakistan mengklaim menembak jatuh jet India menggunakan rudal PL-15E, menunjukkan potensi ketegangan.

5.2 Deterrence dan Stabilitas

Doktrin “full spectrum deterrence” Pakistan, didukung oleh rudal taktis seperti Nasr dan kapabilitas nuklir, bertujuan mencegah agresi India. Namun, pengembangan rudal jarak jauh menimbulkan kekhawatiran AS tentang ancaman di luar Asia Selatan.

5.3 Ekspor dan Pengaruh Regional

Pakistan telah menjadi eksportir senjata, dengan produk seperti JF-17 dan tank Al-Khalid dijual ke Sri Lanka, Myanmar, dan Nigeria. Ekspor senjata senilai US$3,8 juta pada 2021 menunjukkan potensi ekonomi, meskipun kecil dibandingkan pasar global (US$513,7 miliar).

6. Masa Depan Teknologi Militer Pakistan

6.1 Fokus pada Kemandirian

Pakistan berupaya mengurangi ketergantungan impor dengan meningkatkan kapabilitas domestik melalui NASTP, PAC, dan HIT. Pada 2016, impor senjata turun 90% berkat produksi lokal.

6.2 Teknologi Baru

Investasi dalam AI, drone swarm, dan senjata anti-satelit menunjukkan ambisi Pakistan untuk bersaing di era hyperwar. Manned-unmanned teaming dan penguatan OODA loop (Observe, Orient, Decide, Act) menjadi prioritas.

6.3 Kerja Sama Regional

Kemitraan dengan Tiongkok, Turki, dan negara-negara Islam melalui Inter-Islamic Network on Space Sciences and Technology (ISNET) akan memperkuat kapabilitas antariksa dan militer.

7. Kesimpulan

Perkembangan teknologi militer Pakistan telah menempatkan negara ini sebagai kekuatan regional yang signifikan, dengan kemajuan dalam rudal, pesawat tempur, drone, dan senjata nuklir. Didorong oleh kebutuhan strategis untuk menghadapi India dan sanksi internasional, Pakistan telah membangun industri pertahanan yang kuat melalui kerja sama dengan Tiongkok, Turki, dan produksi domestik. Meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan keuangan dan ketergantungan pada teknologi asing, pencapaian seperti JF-17, rudal Ababeel, dan drone Shahpar menunjukkan komitmen terhadap kemandirian pertahanan. Namun, perkembangan ini juga memicu perlombaan senjata dengan India, meningkatkan risiko ketidakstabilan regional. Dengan fokus pada AI, antariksa, dan kemitraan internasional, Pakistan berada di jalur untuk menjadi kekuatan militer yang lebih canggih di masa depan, dengan implikasi besar bagi keamanan Asia Selatan dan global.

Referensi

  • Encyclopaedia Britannica. (2025). Pakistan – Armed Forces.

  • Wikipedia. (2025). Pakistan Armed Forces.

  • Wikipedia. (2025). Defence Industry of Pakistan.

  • Wikipedia. (2025). Pakistani Missile Research and Development Program.

  • De Zwart, P., et al. (2022). The Demographic Effects of Colonialism. Journal of Economic History.

BACA JUGA:  Panduan Perawatan Ikan Mujair dari 0 Hari hingga Siap Produksi

BACA JUGA: Suaka untuk Kuda: Perlindungan dan Perawatan bagi Kuda yang Membutuhkan

BACA JUGA: Detail Planet Saturnus: Karakteristik, Struktur, dan Keajaiban Kosmik