Perkembangan Teknologi Militer Negara Belanda

biztelegraph.com, 08 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

 

 

Belanda, atau secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Belanda (Kingdom of the Netherlands), memiliki sejarah panjang dalam pengembangan teknologi militer yang berperan penting dalam mendukung keamanan nasional dan kepentingan globalnya. Sebagai negara dengan tradisi maritim yang kuat dan sejarah kolonial yang signifikan, Belanda telah mengembangkan teknologi militer sejak abad ke-16, terutama melalui Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Koninklijke Marine). Pada abad modern, Belanda terus berinovasi dalam teknologi militer, dengan fokus pada sistem pertahanan canggih, kapal perang, pesawat tempur, dan teknologi siber. Artikel ini akan mengulas secara mendalam perkembangan teknologi militer Belanda dari masa kolonial hingga era kontemporer, dengan penekanan pada periode modern dan kontribusi Belanda dalam inovasi militer global.

Latar Belakang Sejarah

Belanda dikenal sebagai salah satu kekuatan maritim terkemuka di dunia pada abad ke-16 hingga ke-18, yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Belanda. Pada periode ini, Belanda mengembangkan teknologi kapal layar canggih seperti fluyt dan kapal perang bersenjata berat, yang memungkinkan VOC untuk mendominasi perdagangan rempah-rempah di Nusantara dan wilayah lain. Pada abad ke-19, Belanda mulai mengadopsi teknologi uap untuk kapal perang, diikuti oleh pengembangan kapal selam dan kapal perang lapis baja pada awal abad ke-20. Setelah Perang Dunia II, Belanda bergabung dengan NATO dan fokus pada modernisasi angkatan bersenjatanya untuk menghadapi ancaman Perang Dingin. Pada abad ke-21, Belanda telah menjadi pelopor dalam teknologi militer berbasis elektronik, siber, dan otonom, sejalan dengan kebutuhan pertahanan modern.

Perkembangan Teknologi Militer pada Masa Kolonial (Abad ke-16 hingga ke-18)

Laporan : Bangkitnya Kecerdasan Buatan (AI) China dan Komputasi Kuantum  Menjadi Ancaman Bagi Teknologi Militer AS - Jurnal Patroli News

Teknologi Maritim

Pada abad ke-16, Belanda mengembangkan kapal layar yang sangat efisien, seperti fluyt, yang digunakan untuk perdagangan dan operasi militer. Kapal ini memiliki desain ramping dengan kapasitas kargo besar dan awak minimal, memungkinkan VOC untuk mengangkut pasukan dan persediaan ke koloni seperti Batavia (kini Jakarta). Selain itu, kapal perang Belanda dilengkapi dengan meriam tembaga dan besi, yang memberikan keunggulan dalam pertempuran laut melawan kekuatan lokal atau saingan Eropa seperti Portugis dan Inggris.

Benteng dan Persenjataan Darat

Belanda juga dikenal dengan pembangunan benteng-benteng strategis, seperti Fort Rotterdam di Makassar dan Benteng Victoria di Ambon. Benteng ini menggunakan desain arsitektur pertahanan Eropa yang canggih untuk masa itu, dengan dinding tebal dan tata letak bintang (star fort) untuk memaksimalkan pertahanan terhadap serangan musuh. Senjata api seperti muskets dan meriam ringan juga mulai diperkenalkan, meskipun masih terbatas dibandingkan dengan senjata tradisional seperti pedang dan tombak yang digunakan oleh pasukan lokal.

Dampak pada Nusantara

Pada 1660-an, seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya, VOC menggunakan teknologi militer untuk memperkuat monopoli perdagangan rempah-rempah. Misalnya, dalam hongi tochten di Maluku, VOC menggunakan kapal bersenjata untuk menghancurkan kebun cengkeh yang tidak sesuai dengan kuota mereka, menunjukkan integrasi teknologi militer dengan strategi ekonomi.

Perkembangan pada Abad ke-19 dan Awal Abad ke-20

Revolusi Industri dan Kapal Uap

Pada abad ke-19, Belanda mulai mengadopsi teknologi uap untuk kapal perang, menggantikan kapal layar tradisional. Kapal uap seperti Zr. Ms. Soembing (1850-an) digunakan untuk mempertahankan koloni di Nusantara. Selain itu, Belanda mulai mengembangkan kapal perang lapis baja (ironclad) dan kapal selam awal, seperti HNLMS O 1 (1906), yang merupakan kapal selam pertama Angkatan Laut Belanda.

Senjata Api dan Artileri

Pada periode ini, Belanda memperkenalkan senapan modern seperti Beaumont dan Mannlicher, yang meningkatkan daya tembak pasukan darat. Artileri juga mengalami kemajuan, dengan penggunaan meriam yang lebih akurat dan berdaya ledak tinggi. Teknologi ini digunakan dalam operasi militer seperti Agresi Militer Belanda I (1947) di Indonesia, di mana Belanda mengerahkan tank ringan dan artileri untuk merebut wilayah strategis.

Perkembangan pada Era Perang Dingin (1945–1991)

Setelah Perang Dunia II, Belanda fokus pada modernisasi militer sebagai anggota NATO. Angkatan bersenjata Belanda (Koninklijke Landmacht, Koninklijke Marine, dan Koninklijke Luchtmacht) menerima bantuan teknologi dari sekutu, terutama Amerika Serikat, untuk menghadapi ancaman Uni Soviet.

Pesawat Tempur

Belanda mengadopsi pesawat tempur jet seperti Gloster Meteor dan F-86 Sabre pada 1950-an, diikuti oleh Lockheed F-104 Starfighter pada 1960-an. Pada 1970-an, Belanda menjadi salah satu negara yang mengoperasikan F-16 Fighting Falcon, yang diproduksi di bawah lisensi oleh perusahaan Belanda, Fokker. Fokker memainkan peran penting dalam industri kedirgantaraan Belanda, menghasilkan komponen pesawat tempur dan pesawat sipil.

Kapal Perang dan Kapal Selam

Angkatan Laut Belanda mengembangkan kapal perusak (destroyer) dan fregat modern, seperti Tromp-class dan Karel Doorman-class, yang dilengkapi dengan radar canggih dan sistem rudal seperti Harpoon. Kapal selam kelas Zwaardvis (1970-an) juga menunjukkan kemampuan Belanda dalam teknologi bawah air, dengan desain yang menekankan stealth dan ketahanan.

Industri Pertahanan

Perusahaan seperti DAF (untuk kendaraan militer) dan Philips (untuk sistem elektronik) mulai berkontribusi pada teknologi militer. Philips mengembangkan sistem radar dan komunikasi yang digunakan oleh angkatan bersenjata Belanda dan diekspor ke negara-negara NATO lainnya.

Perkembangan pada Era Modern (1991–Sekarang)

Pada abad ke-21, Belanda telah berfokus pada teknologi militer yang mendukung operasi asimetris, perang siber, dan keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan tren global dalam teknologi pertahanan. Berikut adalah beberapa aspek utama perkembangan teknologi militer Belanda saat ini:

1. Kapal Perang dan Sistem Maritim

 

Ini Daftar Kapal Perang Milik Indonesia, Ada yang Bekas Belanda-Jerman -  Espos.id | Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

 

Angkatan Laut Kerajaan Belanda dikenal dengan fregat canggihnya, seperti De Zeven Provinciën-class, yang dilengkapi dengan sistem radar SMART-L dan rudal SM-2 untuk pertahanan udara. Kapal-kapal ini memiliki kemampuan mendeteksi ancaman dari jarak jauh dan menangani serangan rudal. Selain itu, Belanda sedang mengembangkan kapal selam baru untuk menggantikan kelas Walrus, dengan fokus pada teknologi stealth, sensor canggih, dan kemampuan peluncuran rudal jelajah.

Pada 2025, Belanda mengumumkan investasi besar dalam modernisasi angkatan laut, termasuk pengembangan fregat anti-kapal selam baru dan kapal pendukung logistik. Perusahaan Belanda seperti Damen Shipyards memainkan peran kunci dalam merancang dan membangun kapal-kapal ini, yang juga diekspor ke negara seperti Indonesia dan Rumania.

2. Pesawat Tempur dan Drone

  Selain Denmark, Belanda Juga Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina - Global    

Angkatan Udara Belanda (Koninklijke Luchtmacht) telah beralih dari F-16 ke F-35A Lightning II, sebuah pesawat tempur generasi kelima dengan kemampuan stealth, sensor canggih, dan integrasi data. Belanda memesan 52 unit F-35A untuk memperkuat pertahanan udara NATO, dengan pengiriman yang dimulai pada 2019. Selain itu, Belanda juga berinvestasi dalam pengembangan drone, termasuk MQ-9 Reaper untuk misi pengintaian dan serangan presisi.

Pada 2025, Belanda mengumumkan rencana untuk meningkatkan kemampuan drone, dengan fokus pada drone bersenjata dan sistem otonom untuk misi pengawasan dan serangan. Ini mencerminkan tren global menuju sistem senjata otonom yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI).

3. Sistem Anti-Drone

Belanda telah menjadi pelopor dalam teknologi anti-drone, terutama untuk melawan ancaman drone komersial dan militer. Pada 2025, Belanda memilih ACSV Gen 5 dengan menara Skyranger 30 dari Rheinmetall untuk program Counter Unmanned Aircraft Systems (C-UAS), dengan rencana pengadaan 22 unit. Sistem ini menggunakan kombinasi senjata laser, radar, dan proyektil untuk menetralkan drone musuh, menunjukkan komitmen Belanda terhadap inovasi dalam pertahanan udara.

4. Perang Siber dan Elektronik

Belanda telah mengembangkan kemampuan perang siber yang signifikan melalui Defensie Cyber Commando (DCC), yang didirikan pada 2014. DCC fokus pada perlindungan infrastruktur kritis, serangan siber ofensif, dan pengembangan teknologi AI untuk analisis data intelijen. Menurut laporan, Belanda telah berhasil melakukan operasi siber terhadap target internasional, termasuk intersepsi data intelijen Rusia pada 2018.

Selain itu, Belanda berpartisipasi dalam pengembangan teknologi perang elektronik (electronic warfare), seperti sistem jamming untuk mengganggu komunikasi musuh dan melindungi aset militer. Perusahaan seperti Thales Netherlands memproduksi radar dan sistem komunikasi canggih, seperti APAR (Active Phased Array Radar), yang digunakan pada fregat Belanda dan diekspor ke negara lain.

5. Kendaraan Darat dan Teknologi Otonom

 

NGO Belanda Desak Perumusan Pakta Senjata Otonom Penuh | Republika Online

 

Angkatan Darat Belanda (Koninklijke Landmacht) telah memodernisasi armadanya dengan kendaraan seperti CV90 dan Boxer, yang dilengkapi dengan sistem elektronik canggih untuk komunikasi dan pengendalian. Belanda juga sedang menjajaki teknologi kendaraan otonom dan robotika untuk misi logistik dan pengintaian, sejalan dengan tren global dalam penggunaan sistem otonom di medan perang.

6. Kolaborasi Internasional

Belanda aktif dalam kolaborasi internasional untuk pengembangan teknologi militer. Sebagai anggota NATO, Belanda bekerja sama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya dalam proyek seperti F-35 dan pengembangan rudal hipersonik melalui aliansi AUKUS. Selain itu, Belanda mendukung Ukraina dengan pasokan senjata dan teknologi canggih, termasuk drone dan sistem komunikasi, sebagai bagian dari upaya NATO untuk melawan agresi Rusia.

Dampak dan Tantangan

Dampak Positif

Perkembangan teknologi militer Belanda telah meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan kontribusi terhadap misi NATO, seperti operasi penjaga perdamaian di Afghanistan dan Mali. Teknologi seperti F-35 dan fregat canggih memungkinkan Belanda untuk mempertahankan posisinya sebagai kekuatan militer yang relevan di Eropa. Selain itu, industri pertahanan Belanda, termasuk perusahaan seperti Damen dan Thales, telah menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekspor teknologi militer.

Dampak Negatif

Seperti di banyak negara, perkembangan teknologi militer di Belanda juga memiliki dampak negatif. Anggaran pertahanan yang besar, yang mencapai sekitar €15 miliar pada 2024, memicu debat tentang prioritas anggaran publik. Selain itu, penggunaan teknologi seperti drone dan AI menimbulkan pertanyaan etis tentang privasi dan potensi penyalahgunaan dalam konflik.

Tantangan

Belanda menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan, seperti yang ditunjukkan oleh investasi dalam elektrifikasi kendaraan militer. Selain itu, ancaman siber yang semakin kompleks menuntut Belanda untuk terus meningkatkan kemampuan pertahanan sibernya. Ketergantungan pada teknologi asing, seperti F-35 dari Amerika Serikat, juga menimbulkan risiko ketergantungan strategis.

Sumber dan Keterbatasan Data

Informasi dalam artikel ini bersumber dari laporan resmi pemerintah Belanda, data NATO, dan analisis industri pertahanan, termasuk laporan dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Namun, beberapa detail tentang teknologi militer rahasia, seperti operasi siber spesifik, tidak tersedia untuk publik, yang membatasi kedalaman analisis. Sumber sejarah seperti arsip VOC dan catatan militer Belanda juga digunakan untuk konteks historis, meskipun sering kali bias terhadap perspektif kolonial.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi militer Belanda mencerminkan transformasi dari kekuatan maritim kolonial menjadi pelopor dalam teknologi pertahanan modern. Dari kapal layar dan benteng pada abad ke-17 hingga pesawat tempur F-35, drone, dan sistem siber pada abad ke-21, Belanda telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pertahanan global. Meskipun menghadapi tantangan seperti biaya tinggi dan masalah etis, investasi Belanda dalam teknologi militer, didukung oleh kolaborasi internasional dan industri pertahanan yang kuat, memastikan bahwa negara ini tetap menjadi pemain penting dalam keamanan global. Ke depan, fokus pada AI, drone, dan perang siber akan terus membentuk masa depan militer Belanda, sejalan dengan dinamika ancaman modern.

  BACA JUGA: Panduan Lengkap Travelling ke Negara Palau: Petualangan di Surga Pasifik

BACA JUGA: Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Penduduk Negara Palau: Keberlanjutan di Kepulauan Pasifik

BACA JUGA: Seni dan Tradisi Negara Palau: Warisan Budaya Mikronesia yang Kaya