Perkembangan Teknologi Militer Latvia: Modernisasi Pertahanan di Negara Baltik

biztelegraph.com, 12 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88  

 

  Siap Perkuat Pertahanan Darat, Latvia Bakal Kedatangan Howitzer Tangguh  Buatan Swedia! - Kliknasional.com

 

 

Latvia, sebuah negara kecil di kawasan Baltik, Eropa Utara, telah menunjukkan komitmen signifikan dalam memodernisasi teknologi militer dan sistem pertahanannya sejak memperoleh kemerdekaan kembali pada tahun 1991 setelah pendudukan Soviet. Dengan luas wilayah sekitar 64.589 km² dan populasi hanya 1,9 juta jiwa, Latvia menghadapi tantangan geopolitik yang kompleks, terutama karena berbatasan langsung dengan Rusia dan Belarus. Sebagai anggota NATO sejak 2004 dan Uni Eropa, Latvia mengintegrasikan teknologi militer modern untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasionalnya, sekaligus mendukung interoperabilitas dengan sekutu NATO.

Perkembangan teknologi militer Latvia berfokus pada modernisasi angkatan bersenjata, pengembangan infrastruktur pertahanan, dan kolaborasi internasional dalam pengadaan serta produksi alutsista. Di tengah meningkatnya ketegangan regional, khususnya setelah aneksasi Crimea oleh Rusia pada 2014 dan konflik di Ukraina, Latvia telah meningkatkan anggaran pertahanan hingga mencapai 2,4% dari PDB pada 2023, melebihi target NATO. Artikel ini menganalisis secara mendalam perkembangan teknologi militer Latvia, mencakup sejarah, kebijakan modernisasi, teknologi utama seperti kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara, serta dampaknya terhadap keamanan regional, berdasarkan sumber terpercaya seperti Kompas.com, IDN Times, dan laporan NATO hingga konteks 2025.


Latar Belakang Sejarah

1. Konteks Sejarah Militer Latvia

    Intelijen Latvia: Rusia Pantau Militer NATO di Laut Baltik, Naikkan Jumlah  Pasukan Hingga 1,5 Juta - TribunNews.com      

Sebelum kemerdekaan pada 1991, Latvia berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia, Jerman (selama Perang Dunia), dan Uni Soviet. Selama pendudukan Soviet (1940–1991), infrastruktur militer Latvia diintegrasikan ke dalam sistem Soviet, dengan fokus pada pangkalan militer strategis di wilayah Baltik. Namun, setelah kemerdekaan, Latvia harus membangun angkatan bersenjata dari nol, menghadapi keterbatasan sumber daya dan peralatan usang peninggalan Soviet.

Pada 1990-an, prioritas militer Latvia adalah membentuk Angkatan Bersenjata Nasional Latvia (NBS) dan Garda Nasional (Zemessardze), dengan dukungan pelatihan dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris. Bergabungnya Latvia dengan NATO pada 2004 menjadi titik balik, memungkinkan akses ke teknologi militer modern dan standar NATO. Peristiwa aneksasi Crimea pada 2014 mempercepat modernisasi, karena Latvia menyadari ancaman potensial dari Rusia di kawasan Baltik.

2. Kebijakan Pertahanan Latvia

Kebijakan pertahanan Latvia didasarkan pada konsep pertahanan total, yang mengintegrasikan angkatan bersenjata, garda nasional, dan masyarakat sipil. Strategi ini menekankan:

  • Interoperabilitas NATO: Memastikan peralatan dan pelatihan sesuai dengan standar NATO.

  • Peningkatan Anggaran: Anggaran pertahanan meningkat dari 0,9% PDB pada 2014 menjadi 2,4% pada 2023, dengan rencana mencapai 3% pada 2027.

  • Kolaborasi Regional: Kerjasama dengan Estonia dan Lituania melalui Baltic Defence Cooperation, serta partisipasi dalam NATO Enhanced Forward Presence (EFP) yang ditempatkan di Latvia sejak 2017.

  • Industri Pertahanan Lokal: Mendorong produksi alutsista lokal, seperti kendaraan lapis baja, untuk mengurangi ketergantungan pada impor.


Perkembangan Teknologi Militer Latvia

1. Modernisasi Kendaraan Lapis Baja

    10 program absen dari LPM 2024-2030, tapi penting bagi tentara Prancis (1/2)      

Salah satu fokus utama modernisasi militer Latvia adalah pengadaan dan produksi kendaraan lapis baja untuk meningkatkan mobilitas dan daya tahan pasukan darat.

a. Kendaraan Lapis Baja Patria 6×6

Latvia telah menjalin kemitraan strategis dengan Patria, perusahaan pertahanan Finlandia, untuk memproduksi kendaraan lapis baja Patria 6×6 di dalam negeri. Pada November 2024, Latvia memesan tambahan 56 unit Patria CAVS (Common Armoured Vehicle System) senilai lebih dari €60 juta. Produksi dilakukan di pabrik Patria di Valmiera, Latvia, yang mulai beroperasi pada 2024 dan diresmikan sebagai momen bersejarah oleh Perdana Menteri Evika Siliņa.

  • Spesifikasi: Patria 6×6 memiliki desain modular, dilengkapi perlindungan balistik, dan dapat membawa hingga 12 personel. Kendaraan ini mendukung misi tempur, evakuasi, dan logistik.

  • Kapasitas Produksi: Pabrik Valmiera mampu memproduksi lebih dari 30 unit per tahun, dengan rencana ekspor ke Ukraina mulai 2025.

  • Dampak Ekonomi: Produksi lokal menciptakan lapangan kerja dan memperkuat industri pertahanan Latvia, dengan kontrak hingga 2029.

b. ASCOD Infantry Fighting Vehicle (IFV)

Pada 2025, Kementerian Pertahanan Latvia memilih ASCOD (Austrian-Spanish Cooperative Development) sebagai platform kendaraan tempur infanteri baru, mengalahkan pesaing seperti CV90 (Swedia) dan K21 (Korea Selatan).

  • Keputusan: Dipilih berdasarkan uji performa, kebutuhan operasional NBS, dan kompatibilitas dengan tujuan NATO. ASCOD 42 dilengkapi menara Elbit 30mm MT30, menawarkan daya tembak dan perlindungan tinggi.

  • Produksi Lokal: Sebagian perakitan dilakukan di Latvia, mendukung industri lokal dan pengembangan teknologi.

  • Tujuan Strategis: Meningkatkan kemampuan tempur infanteri Latvia, terutama dalam menghadapi ancaman konvensional di kawasan Baltik.

2. Sistem Pertahanan Udara

Latvia telah berinvestasi besar dalam sistem pertahanan udara untuk melindungi wilayahnya dari ancaman rudal dan pesawat musuh.

a. Sistem RBS 70 NG

Pada April 2025, Latvia memesan sistem pertahanan udara jarak pendek RBS 70 NG dari Saab, Swedia, senilai SEK 2,1 miliar (€182 juta), dengan pengiriman direncanakan antara 2026 dan 2030.

  • Fitur: RBS 70 NG adalah sistem MANPADS (Man-Portable Air-Defence System) dengan panduan laser, efektif melawan pesawat, helikopter, dan drone pada jarak hingga 9 km.

  • Tujuan: Meningkatkan kemampuan anti-udara Latvia, terutama untuk melindungi infrastruktur kritis dan pasukan darat.

  • Interoperabilitas: Kompatibel dengan sistem NATO, memungkinkan integrasi dengan jaringan pertahanan udara sekutu.

b. Kolaborasi NATO

Latvia mengandalkan NATO Air Policing Mission untuk perlindungan udara jangka panjang. Pada Februari 2025, pangkalan udara Lielvārde menerima jet tempur F-35 Belanda untuk patroli udara Baltik, meningkatkan keamanan wilayah udara Latvia.

  • Infrastruktur: Pangkalan Lielvārde telah dimodernisasi dengan landasan pacu dan fasilitas sesuai standar NATO.

  • Kerjasama: Latvia berpartisipasi dalam Baltic Air Surveillance Network (BALTNET) bersama Estonia dan Lituania untuk pemantauan udara regional.

3. Pengembangan Teknologi Cyber dan Intelijen

Dengan meningkatnya ancaman perang siber, Latvia telah memperkuat kapabilitas pertahanan siber dan intelijen.

  • Pusat Keunggulan Cyber NATO: Latvia menjadi tuan rumah NATO Cooperative Cyber Defence Centre of Excellence (CCDCOE) di Tallinn, Estonia, dan aktif berkontribusi dalam pelatihan dan penelitian siber.

  • Investasi Teknologi: Latvia mengembangkan sistem edge computing dan IoT untuk menghubungkan sensor medan perang, memungkinkan analisis data real-time.

  • Perang Asimetris: Menurut Feith & Chorey (2020), Latvia beralih ke strategi perang asimetris dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti drone dan satelit kecil untuk menghadapi ancaman hibrida dari Rusia.

4. Drone dan Teknologi Otonom

Latvia mulai mengadopsi teknologi drone untuk pengintaian dan operasi tempur, sejalan dengan tren global.

  • Pengadaan UAV: Latvia telah memesan drone taktis dari produsen Eropa untuk misi pengawasan dan serangan presisi.

  • Pelatihan: Angkatan bersenjata Latvia dilatih menggunakan drone dalam latihan NATO, seperti Saber Strike dan Baltic Operations (BALTOPS).

  • Kolaborasi: Latvia bekerja sama dengan Estonia dan Lituania untuk mengembangkan sistem drone regional, meningkatkan efisiensi operasional.

5. Infrastruktur dan Pelatihan

Latvia telah memodernisasi fasilitas militer untuk mendukung teknologi baru:


Kolaborasi Internasional dan Industri Pertahanan

1. Kerjasama dengan NATO dan Negara Sekutu

Latvia mengandalkan kolaborasi dengan NATO untuk mengakses teknologi canggih:

  • NATO EFP: Pasukan multinasional pimpinan Kanada di Ādaži dilengkapi tank Leopard 2 dan sistem rudal anti-tank, meningkatkan kemampuan tempur Latvia.

  • Program Pengadaan Bersama: Latvia berpartisipasi dalam pengadaan alutsista bersama Estonia dan Lituania, seperti amunisi dan sistem komunikasi.

  • Latihan Militer: Latihan seperti Iron Spear dan Silver Arrow memungkinkan Latvia menguji teknologi baru dalam skenario tempur realistis.

2. Industri Pertahanan Lokal

Latvia berupaya mengembangkan industri pertahanan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor:


Tantangan dan Peluang

Tantangan

  1. Keterbatasan Anggaran: Meskipun anggaran pertahanan meningkat, Latvia tetap menghadapi keterbatasan dibandingkan negara besar seperti Amerika Serikat atau Jerman.

  2. Ketergantungan pada Sekutu: Sebagian besar teknologi canggih masih diimpor, meningkatkan risiko ketergantungan pada pemasok asing.

  3. Ancaman Hibrida: Rusia menggunakan perang siber dan disinformasi untuk melemahkan Latvia, menuntut investasi besar dalam pertahanan siber.

  4. Sumber Daya Manusia: Dengan populasi kecil, Latvia kesulitan merekrut dan melatih personel untuk mengoperasikan teknologi canggih.

Peluang

  1. Integrasi NATO: Keanggotaan NATO memberikan akses ke teknologi dan pelatihan terbaik, memperkuat posisi Latvia di kawasan Baltik.

  2. Industri Lokal: Produksi alutsista lokal, seperti Patria 6×6, dapat meningkatkan ekonomi dan kemandirian pertahanan.

  3. Teknologi Dual-Use: Investasi dalam teknologi seperti AI, IoT, dan blockchain dapat mendukung sektor militer dan sipil.

  4. Kerjasama Baltik: Kolaborasi dengan Estonia dan Lituania memungkinkan pembagian biaya dan sumber daya untuk pengembangan teknologi.


Dampak pada Keamanan Regional

Perkembangan teknologi militer Latvia memiliki dampak signifikan pada keamanan kawasan Baltik:

  • Deterrence: Modernisasi alutsista, seperti ASCOD dan RBS 70 NG, meningkatkan kemampuan Latvia untuk mencegah agresi Rusia.

  • Interoperabilitas: Teknologi yang sesuai standar NATO memungkinkan Latvia beroperasi efektif bersama sekutu dalam skenario tempur.

  • Stabilitas Regional: Kolaborasi dengan Estonia, Lituania, dan NATO memperkuat pertahanan kolektif Baltik, mengurangi risiko konflik.

  • Kontribusi Global: Dengan memproduksi alutsista untuk Ukraina, Latvia mendukung upaya internasional melawan agresi Rusia.


Kesimpulan

Latvia telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengembangkan teknologi militer sejak kemerdekaan pada 1991, terutama setelah bergabung dengan NATO pada 2004. Fokus pada kendaraan lapis baja seperti Patria 6×6 dan ASCOD, sistem pertahanan udara RBS 70 NG, serta teknologi siber dan drone, mencerminkan komitmen Latvia untuk memperkuat pertahanan nasional di tengah ancaman geopolitik. Kolaborasi dengan NATO, produksi lokal, dan investasi dalam teknologi dual-use telah menempatkan Latvia sebagai pemain penting di kawasan Baltik. Meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan anggaran dan ancaman hibrida, Latvia memiliki peluang besar untuk terus memodernisasi militernya melalui kerjasama internasional dan inovasi lokal. Untuk informasi lebih lanjut, sumber seperti Kompas.com, IDN Times, dan laporan NATO dapat menjadi referensi utama.


Sumber

  BACA JUGA: Seni dan Tradisi Negara Palau: Warisan Budaya Mikronesia yang Kaya

BACA JUGA: Letak Geografis dan Fisik Alami Negara Seychelles

BACA JUGA: Kampanye Publik: Strategi, Implementasi, dan Dampak dalam Mendorong Perubahan Sosial