
biztelegraph.com, 19 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88
Australia, sebagai salah satu negara di kawasan Indo-Pasifik, telah menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan teknologi militer untuk menjaga keamanan nasional dan regional. Dengan posisi strategis di dekat jalur perdagangan global dan ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama akibat pengembangan militer Tiongkok, Australia terus memodernisasi angkatan bersenjatanya, Australian Defence Force (ADF), melalui investasi dalam teknologi canggih, aliansi internasional, dan pengembangan industri pertahanan domestik. Menurut Global Fire Power (GFP) 2024, Australia menempati peringkat ke-16 dari 145 negara dalam kekuatan militer global dengan skor indeks 0.2515, mencerminkan kemampuan teknologi dan operasional yang signifikan (Merdeka.com, 2025). Artikel ini mengulas secara mendalam sejarah, perkembangan teknologi militer Australia, kebijakan pertahanan, kolaborasi internasional, serta tantangan yang dihadapi hingga Mei 2025.
Sejarah Perkembangan Militer Australia 
Perkembangan teknologi militer Australia memiliki akar sejarah yang panjang, dipengaruhi oleh hubungan kolonial dengan Inggris, peran dalam Perang Dunia, dan dinamika Perang Dingin. Berikut adalah gambaran singkat konteks historisnya (DFAT.gov.au, 2025):
-
Era Kolonial dan Awal Abad ke-20: Sebagai bagian dari Kerajaan Inggris, koloni Australia mengandalkan Inggris untuk pertahanan dan teknologi militer. Pada awal abad ke-20, Australia mulai membentuk angkatan bersenjata sendiri, dengan fokus pada angkatan laut untuk melindungi wilayah pesisir (DFAT.gov.au, 2025).
-
Perang Dunia I dan II: Australia berperan signifikan dalam Perang Dunia I (1914-1918), yang mendorong pengembangan teknologi seperti tank Mark IV, awalnya disebut “kapal darat,” yang menjadi simbol inovasi militer (Kompas.com, 2017). Selama Perang Dunia II, lebih dari satu juta personel Amerika menggunakan Australia sebagai pangkalan, memperkenalkan teknologi dan taktik baru (DFAT.gov.au, 2025).
-
Perang Dingin: Australia mendukung Amerika Serikat dalam melawan komunisme di Asia, termasuk dalam Perang Korea dan Vietnam, yang mendorong modernisasi alutsista seperti pesawat tempur dan kapal perang (DFAT.gov.au, 2025).
-
Pasca-Perang Dingin: Setelah 1980-an, Australia mulai mengurangi ketergantungan pada AS dan Inggris, fokus pada pengembangan teknologi militer domestik dan kerja sama regional (DFAT.gov.au, 2025).
Pada abad ke-21, perkembangan teknologi militer Australia semakin pesat, didorong oleh kebutuhan untuk menghadapi ancaman hibrida, ketegangan di Indo-Pasifik, dan revolusi teknologi seperti Revolutions in Military Affairs (RMA) (Kemhan.go.id, 2023).
Kebijakan Pertahanan dan Anggaran Militer 
Kebijakan pertahanan Australia pada 2020-an berfokus pada modernisasi alutsista, peningkatan kapasitas operasional, dan respons terhadap ancaman geopolitik, terutama dari Tiongkok. Menurut Indo-Pacific Defense FORUM (2023), Defence Strategic Review 2023 merekomendasikan peningkatan anggaran pertahanan, pengembangan rudal jarak jauh, dan produksi amunisi domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023). Anggaran militer Australia pada 2024 mencapai USD 52.5 miliar (setara Rp 806 triliun), dua kali lipat anggaran militer Indonesia, menunjukkan komitmen finansial yang kuat (Okezone.com, 2024).
Program Utama:
-
Heavy Armoured Capability System (HACS): Diluncurkan pada 2022, program ini bertujuan mentransformasi angkatan darat dengan kendaraan lapis baja canggih (@Defence24pl, 2025).
-
Defence Cooperation Agreement (DCA): Ditandatangani dengan Indonesia pada 2024, memperkuat kerja sama pelatihan dan teknologi pertahanan (Merdeka.com, 2025).
-
Modernisasi Alutsista: Fokus pada kapal selam, pesawat tempur, drone, dan sistem radar canggih (SINDOnews, 2024).
Perkembangan Teknologi Militer Utama
Australia telah mengembangkan dan mengadopsi berbagai teknologi militer canggih untuk memperkuat kemampuan darat, laut, udara, dan siber. Berikut adalah rincian perkembangan teknologi utama berdasarkan sumber terpercaya:
1. Teknologi Angkatan Laut 
Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy, RAN) memainkan peran kunci dalam menjaga keamanan maritim di Indo-Pasifik. Perkembangan teknologi laut mencakup kapal selam, kapal patroli, dan destroyer (Okezone.com, 2024).
-
Kapal Selam Bertenaga Nuklir (AUKUS): Melalui pakta AUKUS (Australia, Inggris, AS) yang diumumkan pada 2021, Australia akan membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi dari AS dan Inggris. Kesepakatan ini, bernilai miliaran dolar, menggantikan kontrak sebelumnya dengan Prancis senilai USD 90 miliar, yang dibatalkan pada 2021 (@Marchfoward, 2021; Okezone.com, 2024). Kapal selam ini diharapkan beroperasi pada 2040, meningkatkan kemampuan patroli jarak jauh dan stealth (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
Kapal Patroli Evolved Cape Class: Pada Mei 2025, RAN meresmikan dua kapal patroli canggih di Australia Selatan, dirancang untuk pengawasan maritim dan respons cepat (@indomiliter, 2025).
-
Destroyer dan Frigate: Australia memiliki tiga destroyer dan delapan fregat, dilengkapi dengan sistem radar AESA dan rudal anti-kapal (Okezone.com, 2024).
Dampak: Teknologi ini memperkuat kemampuan Australia untuk mengamankan jalur perdagangan dan menghadapi ancaman di Laut Tiongkok Selatan (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
2. Teknologi Angkatan Udara 
Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force, RAAF) memiliki 325 alutsista udara, termasuk pesawat tempur, helikopter, dan drone (SINDOnews, 2024).
-
Pesawat Tempur: Australia mengoperasikan 24 jet tempur, termasuk F-35A Lightning II, yang merupakan pesawat siluman dengan kemampuan serangan presisi (SINDOnews, 2024).
-
Drone dan AI: Australia mengembangkan unmanned aerial vehicles (UAV) untuk pengintaian dan serangan. Menurut Australia Army Research Center (2024), UAV seperti MQ-9 Reaper memberikan keunggulan taktis dengan efisiensi operasional tinggi (IDNtimes.com, 2024). Dalam AUKUS Pilar II, algoritma AI diintegrasikan pada pesawat P-8A Poseidon untuk memproses data sonobuoy, meningkatkan deteksi kapal selam (Liputan6.com, 2023).
-
Helikopter Serang: Dengan 22 helikopter serang dan 79 helikopter lainnya, Australia memiliki kemampuan dukungan udara yang kuat untuk operasi darat dan laut (SINDOnews, 2024).
Dampak: Teknologi udara ini memungkinkan Australia untuk melakukan pengawasan regional dan operasi gabungan dengan sekutu (Liputan6.com, 2023).
3. Teknologi Angkatan Darat 
Angkatan Darat Australia fokus pada kendaraan lapis baja, radar, dan sistem pertahanan udara (@DefTechDudes, 2025).
-
Ground Based Multi-Mission Radar (GBMMR): Dikembangkan oleh CEA Technologies, radar ini menggunakan enam array AESA dan diintegrasikan dengan sistem hanud IRIS-T SLS untuk deteksi dan respons ancaman udara (@DefTechDudes, 2025).
-
Kendaraan Lapis Baja: Melalui program HACS, Australia mengakuisisi tank dan kendaraan angkut personel canggih untuk meningkatkan mobilitas dan perlindungan (@Defence24pl, 2025).
-
Senjata Presisi: Australia mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk rudal Tomahawk AS, untuk meningkatkan kemampuan serangan (@Marchfoward, 2021).
Dampak: Teknologi ini memperkuat kemampuan darat Australia dalam operasi gabungan dan pertahanan wilayah utara (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
4. Teknologi Siber dan Intelijen 
Perkembangan teknologi siber menjadi prioritas untuk menghadapi ancaman hibrida seperti serangan siber dan propaganda (Kemhan.go.id, 2023).
-
AI dan Machine Learning: Dalam AUKUS Pilar II, Australia mengembangkan algoritma AI untuk analisis intelijen, pengawasan, dan penargetan presisi (Liputan6.com, 2023).
-
Radar Luar Angkasa: Australia menggunakan radar untuk mendeteksi ancaman di orbit rendah, mendukung operasi antariksa (Liputan6.com, 2023).
-
Perang Informasi: Media sosial digunakan untuk kontra-propaganda, dengan fokus pada perang siber (IDNtimes.com, 2024).
Dampak: Teknologi ini meningkatkan kemampuan Australia untuk mendeteksi dan merespons ancaman non-konvensional (Kemhan.go.id, 2023).
Kolaborasi Internasional: AUKUS dan Kerja Sama Regional 
Kolaborasi internasional menjadi pilar utama perkembangan teknologi militer Australia, terutama melalui pakta AUKUS dan kerja sama dengan negara ASEAN (Okezone.com, 2024).
-
AUKUS (Australia, Inggris, AS):
-
Pilar I: Pengembangan kapal selam bertenaga nuklir, memberikan Australia kemampuan strategis untuk patroli jarak jauh (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
Pilar II: Fokus pada teknologi canggih seperti AI, drone, radar luar angkasa, dan senjata hipersonik. Contohnya, AI pada P-8A Poseidon untuk deteksi kapal selam (Liputan6.com, 2023).
-
Dampak Geopolitik: AUKUS meningkatkan ketegangan dengan Tiongkok, yang menganggapnya sebagai eskalasi militer di Indo-Pasifik (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
-
Kerja Sama dengan Indonesia: Pada 2024, Australia dan Indonesia menandatangani Defence Cooperation Agreement untuk pelatihan dan teknologi pertahanan, mencerminkan hubungan yang semakin erat (Merdeka.com, 2025).
-
Papua Nugini: Australia meningkatkan kerja sama militer dengan Papua Nugini, termasuk pelatihan polisi dan pengembangan kemampuan militer (Liputan6.com, 2023).
Dampak: Kolaborasi ini memperkuat posisi Australia sebagai aktor kunci di Indo-Pasifik, tetapi juga menimbulkan tantangan diplomatik (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
Tantangan dalam Pengembangan Teknologi Militer
Meskipun berhasil mencapai peringkat 16 dunia, Australia menghadapi beberapa tantangan (Merdeka.com, 2025):
-
Ancaman Geopolitik: Pengembangan militer Tiongkok, yang disebut sebagai “yang terbesar sejak Perang Dunia II” (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023), menuntut Australia untuk terus berinovasi.
-
Keterbatasan Personel: Dengan hanya 57.350 tentara aktif dan 32.050 cadangan, Australia memiliki jumlah personel yang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia (400.000 aktif) (SINDOnews, 2024).
-
Ketergantungan pada Sekutu: Meskipun mengembangkan industri domestik, Australia masih bergantung pada teknologi AS dan Inggris, seperti dalam AUKUS (Okezone.com, 2024).
-
Anggaran dan Prioritas: Pembatalan anggaran pertahanan senilai USD 5.2 miliar pada 2023 untuk fokus pada prioritas baru menunjukkan tantangan dalam alokasi sumber daya (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
Dampak Positif dan Negatif
Positif:
-
Keamanan Regional: Teknologi canggih seperti kapal selam nuklir dan drone meningkatkan kemampuan Australia untuk menjaga stabilitas Indo-Pasifik (SINDOnews, 2024).
-
Ekonomi: Industri pertahanan domestik menciptakan lapangan kerja dan mendorong inovasi teknologi (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
Kemitraan: Kerja sama seperti AUKUS dan DCA dengan Indonesia memperkuat hubungan diplomatik (Merdeka.com, 2025).
Negatif:
-
Ketegangan Geopolitik: AUKUS meningkatkan ketegangan dengan Tiongkok dan beberapa negara ASEAN yang khawatir akan eskalasi militer (Liputan6.com, 2023).
-
Biaya Tinggi: Anggaran militer yang besar membebani anggaran nasional, berpotensi mengurangi dana untuk sektor lain (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
Risiko Siber: Ketergantungan pada AI dan sistem siber meningkatkan kerentanan terhadap serangan siber (Kemhan.go.id, 2023).
Rekomendasi untuk Masa Depan
Untuk mempertahankan dan meningkatkan posisinya, Australia dapat:
-
Meningkatkan Industri Domestik: Mengembangkan produksi amunisi dan alutsista lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023).
-
Fokus pada Teknologi Hibrida: Mengintegrasikan AI, drone, dan senjata energi terarah untuk menghadapi ancaman non-konvensional (Kemhan.go.id, 2023).
-
Perkuat Kerja Sama Regional: Memperdalam kemitraan dengan ASEAN untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok tanpa memicu konflik (Liputan6.com, 2023).
-
Investasi SDM: Meningkatkan pelatihan personel untuk mengoperasikan teknologi canggih (Merdeka.com, 2025).
Penutup
Perkembangan teknologi militer Australia pada 2020-an mencerminkan respons strategis terhadap dinamika keamanan Indo-Pasifik. Dari kapal selam bertenaga nuklir AUKUS hingga radar canggih GBMMR, Australia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi laut, udara, darat, dan siber (SINDOnews, 2024; @DefTechDudes, 2025). Namun, tantangan seperti ketergantungan pada sekutu, keterbatasan personel, dan ketegangan geopolitik menuntut pendekatan yang seimbang (Indo-Pacific Defense FORUM, 2023). Seperti yang diungkapkan dalam postingan X oleh @indomiliter (2025), peresmian kapal patroli Evolved Cape Class menunjukkan komitmen Australia untuk menjaga keamanan regional (@indomiliter, 2025). Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Australia dapat mempertahankan posisinya sebagai kekuatan militer yang disegani di Indo-Pasifik.
Sumber:
-
Global Fire Power (2024). Kekuatan Militer Australia. Merdeka.com, 2025.
-
Kompas.com. (2017). Teknologi Militer Perang Dunia I.
-
Indo-Pacific Defense FORUM. (2023). Tinjauan Strategis Pertahanan Australia.
-
SINDOnews. (2024). Kekuatan Militer Australia.
BACA JUGA: Panduan Perawatan Ikan Mujair dari 0 Hari hingga Siap Produksi
BACA JUGA: Suaka untuk Kuda: Perlindungan dan Perawatan bagi Kuda yang Membutuhkan
BACA JUGA: Detail Planet Saturnus: Karakteristik, Struktur, dan Keajaiban Kosmik